
7 Negara Menentang, Dewan HAM PBB Keluarkan Resolusi Pembakaran Al-Quran
Kamis, 13 Juli 2023 – 14:00 WIB
Jakarta – Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHRC) baru saja mengadopsi resolusi yang mengutuk insiden pembakaran Alquran baru-baru ini. Meski begitu, masih banyak negara yang memilih untuk tidak mendukung resolusi tersebut karena takut melanggar kebebasan berbicara.
Baca juga:
AS dan Inggris Menolak Mengutuk Pembakaran Al-Quran
Resolusi itu diadopsi menyusul debat mendesak yang diminta oleh Pakistan atas nama beberapa negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) setelah pembakaran Alquran di Swedia.
Resolusi tersebut disetujui oleh 28 dari 47 anggota Dewan, termasuk China, Ukraina, dan sebagian besar negara Afrika. Tujuh anggota abstain dan dua belas menentang, termasuk Prancis, Jerman, Inggris, Amerika Serikat, dan Kosta Rika.
Baca juga:
Din Syamsuddin Desak Kontroversi Panji Gumilang Diselesaikan
Salwan Momika Bakar Al-Quran
Pakistan dan negara-negara lain mengatakan bahwa mereka telah tergerak untuk bertindak dengan “peningkatan yang mengkhawatirkan dalam tindakan kebencian agama yang terencana dan publik sebagaimana dimanifestasikan oleh penodaan Al-Qur’an berulang kali di beberapa negara Eropa dan lainnya.”
Baca juga:
5 Fakta Menarik di Balik Rencana Kuwait Cetak 100.000 Terjemahan Al Quran dalam Bahasa Swedia
“Kita harus melihat ini dengan jelas apa adanya: menghasut kebencian agama, diskriminasi, dan upaya untuk memprovokasi kekerasan,” kata Menteri Luar Negeri Pakistan Bilawal Bhutto-Zardari dalam pidato video kepada anggota dewan, mengutip Al Jazeera.
“Pidato dan tindakan menghasut terhadap Muslim, Islamofobia, anti-Semitisme, dan tindakan dan pidato yang menargetkan orang Kristen, atau kelompok minoritas seperti Ahmadiyah, Baha’i atau Yazidi, adalah manifestasi dari sikap tidak hormat. Mereka ofensif, tidak bertanggung jawab dan salah,” kata Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Türk selama sesi khusus.
Halaman selanjutnya
Türk mengatakan ujaran kebencian harus diperangi melalui kesadaran, dialog, pendidikan, dan keterlibatan antaragama. Dia menambahkan bahwa provokasi seperti pembakaran Alquran di depan umum “tampaknya dilakukan untuk mengungkapkan penghinaan dan mengobarkan kemarahan; untuk menciptakan perpecahan di antara orang-orang; dan untuk memprovokasi, mengubah perspektif yang berbeda menjadi kebencian dan, mungkin, kekerasan.”