
AS menuduh China meningkatkan fasilitas mata-mata di Kuba
Selasa, 13 Juni 2023 – 13:44 WIB
Washington — Pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengatakan China telah lama menjalankan operasi mata-mata di Kuba, menyusul laporan bahwa Beijing dan Havana setuju untuk mendirikan pos penyadapan di negara kepulauan itu.
Menurut Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, China meningkatkan fasilitas pengumpulan intelijennya di Kuba pada 2019, dan sebagai tanggapan, pemerintahan Biden menekankan perlunya pendekatan langsung untuk mengatasi masalah tersebut.
“Kami telah melakukan pendekatan secara diam-diam dan hati-hati. Saya tidak dapat menjelaskan langkah-langkah yang kami ambil, tetapi strategi kami dimulai dengan diplomasi,” kata Blinken, Senin 12 Juni 2023.
“Kami telah berbicara dengan pemerintah negara-negara yang sedang mempertimbangkan untuk menampung pangkalan-pangkalan China,” katanya.
Langkah itu, katanya, telah memperlambat upaya China untuk memperluas jejak militer dan intelijennya di seluruh dunia, yang terus dipantau oleh Amerika Serikat. “Kami yakin dapat memenuhi semua komitmen keamanan kami, baik di dalam negeri maupun di kawasan,” kata Blinken.
Surat kabar Wall Street Journal melaporkan pekan lalu bahwa Kuba telah setuju untuk menjadi tuan rumah pos pemeriksaan China dengan imbalan miliaran dolar. Laporan itu segera dibantah di Havana dan Beijing, serta di Washington karena tidak akurat oleh pemerintahan Biden.
“Pelaporan asli, seperti yang telah kami katakan, tidak akurat,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby.
“Jelas ada sumber atau sumber di luar sana yang merasa sangat membantu untuk menyebarkan informasi semacam ini ke publik, tetapi sama sekali tidak,” tambah Kirby. (Semut/Antara)