
Ibu remaja yang ditembak polisi Prancis menduga putranya ditembak karena berwajah Arab
Jumat, 30 Juni 2023 – 13:36 WIB
Paris – Ibu dari seorang anak laki-laki berusia 17 tahun bernama Nahel, yang ditembak oleh polisi Prancis, pada Kamis 29 Juni 2023, mengatakan dia yakin rasisme adalah motif kematian putranya. Dalam sebuah wawancara yang disiarkan di saluran TV France 5, ibu Nahel, Mounia, mengatakan polisi itu “melihat wajah seorang Arab, seorang anak kecil”, dan “ingin mengambil nyawanya”.
Baca juga:
Pengamat: Memang Anies dan Khofifah lebih cocok jika ingin memenangkan Pilpres 2024
Mounia mengatakan dia tidak berniat menyalahkan seluruh lembaga penegak hukum, dia hanya menuntut seorang polisi yang membunuh putranya.
“Saya tidak menyalahkan (kelembagaan) polisi. Saya menyalahkan satu orang: orang yang mengambil nyawa anak saya,” katanya.
Baca juga:
Polisi Remaja 17 Tahun di Prancis Minta Maaf, Menyerah ke Penahanan
Nahel ditembak mati oleh polisi pada Selasa (27/6) di pinggiran Paris Nanterre setelah ia melanggar undang-undang lalu lintas dan menolak menepi, menurut jaksa. Jaksa mengatakan Kamis bahwa petugas yang membunuh Nahel telah didakwa dengan pembunuhan dan ditahan dalam penahanan pra-sidang.
Baca juga:
Ali Mahfud Dipecat, Calon Legislator dan Kader PPP di Surabaya Kompak Mundur Massal
Pengacara tersangka polisi dalam pembunuhan itu, Laurent-Franck Lienard, mengatakan kepada BFMTV bahwa kliennya “hancur” dan meminta “pengampunan dari keluarga korban.”
“Dia tidak bangun di pagi hari untuk membunuh orang. Dia tidak ingin membunuh,” tambahnya.
Halaman selanjutnya
Kerusuhan pecah di Prancis pada Kamis malam setelah kematian Nahel, yang ditembak mati oleh polisi. Para pengunjuk rasa mencoba membakar balai kota di Clichy di pinggiran kota Paris, menurut rekaman video yang beredar di media sosial.