
Iran Tidak Kirim Dubes Baru ke Swedia untuk Protes Pembakaran Al-Quran
Senin, 3 Juli 2023 – 18:02 WIB
Teheran – Iran tidak akan mengirim duta besarnya yang baru diangkat ke Swedia setelah masa jabatan duta besar sebelumnya berakhir, sebagai tanggapan atas insiden pembakaran Alquran oleh ekstremis sayap kanan di Stockholm.
“Proses pengiriman duta besar baru ke Swedia dihentikan karena tindakan pemerintah (Swedia) mengeluarkan izin penodaan Al-Qur’an,” kata Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian melalui Twitter pada Minggu, 2 Juli 2023.
Amir-Abdollahian kemudian mengatakan bahwa dia telah berdiskusi dengan duta besar Iran yang baru ditunjuk untuk Swedia, Hojatollah Foghani, dan utusan tersebut juga menyerahkan laporan tentang mandat diplomatiknya.
Baca juga:
Moskow Ungkap 700.000 Anak dari Zona Konflik Ukraina Kini Berada di Rusia
Salwan Momika Bakar Al-Quran
Pengumuman itu muncul setelah kantor berita IRNA mengutip sumber dari Kementerian Luar Negeri Iran yang menyatakan bahwa Teheran tidak berniat mengirim duta besar baru ke negara Skandinavia itu. “Meskipun prosedur administrasi pengiriman duta besar baru Republik Islam Iran ke Swedia telah selesai, Kementerian Luar Negeri saat ini tidak memiliki rencana untuk mengirim utusan baru ke negara itu karena penghinaan terhadap Alquran di sana,” kata sumber tersebut. , seperti dilansir IRNA.
Dalam demonstrasi yang disahkan aparat penegak hukum Swedia pada Kamis (29/6) bertepatan dengan Idul Adha, seorang pria asal Irak yang memiliki hubungan dengan milisi Syiah, Salwan Momika (37), terlihat membakar halaman Alquran. Insiden yang terjadi di luar Masjid Pusat Stockholm itu menuai kecaman luas dari seluruh dunia.
Amir-Abdollahian dalam pernyataan sebelumnya mengatakan seluruh dunia Islam “mengutuk keras penghinaan terhadap kitab suci dan Alquran” di ibukota Swedia. Diplomat top Iran menegur pihak berwenang Swedia, dengan mengatakan bahwa mengizinkan penodaan tempat suci dan Alquran “untuk alasan apa pun” adalah “tidak dapat diterima”, dan bahwa tindakan semacam itu atas nama kebebasan berbicara hanya “mendorong terorisme dan ekstremisme.”
Setelah kejadian tersebut, Kementerian Luar Negeri Iran memanggil kuasa usaha Swedia di Teheran untuk mengajukan protes terhadap tindakan tercela tersebut. “Ketika umat Islam menunaikan ibadah haji, … menghina kesucian mereka hanya menyebarkan kebencian dan kekerasan, mengeksploitasi prinsip kebebasan berekspresi,” kata Kementerian Luar Negeri Iran kepada utusan Swedia tersebut.
Pemerintah Iran lebih lanjut mengatakan bahwa diamnya Stockholm telah memberanikan mereka yang tidak menganut prinsip penghormatan terhadap nilai-nilai agama dan ketuhanan. Insiden minggu lalu bukanlah pertama kalinya pihak berwenang Swedia mengizinkan penodaan Alquran.
Baca juga:
Presiden Macron Menyerukan Ketertiban Dipulihkan di Tengah Kerusuhan Besar Prancis
Pada bulan Januari, pemimpin sayap kanan partai Stram Kure Denmark, Rasmus Paludan, membakar Alquran di luar Kedutaan Besar Turki di Stockholm selama protes yang disahkan oleh polisi setempat. Iran kemudian mencap insiden itu sebagai upaya untuk menghasut kebencian dan kekerasan terhadap umat Islam.
Teheran juga menuduh beberapa negara Eropa membiarkan ekstremis menyebarkan kebencian terhadap kesucian dan nilai-nilai Islam dengan dalih palsu menganjurkan kebebasan berbicara. (Semut/Antara)
Baca juga:
Anggota DPR Dukung Kemlu Panggil Duta Besar Swedia Terkait Pembakaran Al-Quran
Ancaman Terhadap Swedia Meningkat Setelah Pembakaran Alquran, Batas Diperketat
Pemerintah Swedia menegaskan keinginannya untuk menghentikan orang yang mencoba memasuki Swedia dan melakukan kejahatan, menyusul insiden pembakaran Alquran.
VIVA.co.id
3 Juli 2023