
Pertemuan Bilateral, Indonesia Ajak Jepang Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di ASEAN
Jumat, 14 Juli 2023 – 06:09 WIB
Jakarta – Pada pertemuan ASEAN-Japan Post Ministerial Conference (PMC), di Jakarta, Kamis, 13 Juli 2023, Indonesia mengajak Jepang untuk bekerja sama mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di ASEAN. Ada dua bidang kerja sama yang perlu didorong untuk mewujudkan Indo-Pasifik sebagai pusat pertumbuhan.
Baca juga:
OJK Dorong Penguatan Integrasi Perbankan di ASEAN
Pertama, pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV) di negara-negara ASEAN. “Hal ini sudah sering kita bahas. Sekarang saatnya mewujudkan rencana ini. ASEAN dan Jepang sama-sama akan diuntungkan dari kerjasama ini,” kata Menlu Retno Marsudi usai pertemuan.
Ilustrasi interior mobil listrik BYD Dolphin 2023
Baca juga:
Sergey Lavrov Hadir di Jakarta, Ini Komitmen Rusia untuk ASEAN
Jepang sendiri sedang bertransisi menuju 100 persen kendaraan listrik pada tahun 2035, dan ingin menjadi pemimpin dalam industri kendaraan listrik. Dalam hal ini, ASEAN merupakan mitra yang tepat bagi Jepang untuk pengembangan baterai kendaraan listrik.
“Jepang dapat mendukung kerjasama ini, termasuk melalui Green Innovation Fund. Ekosistem EV tidak hanya akan membawa kemakmuran bagi kawasan, tetapi juga membawa kita selangkah lebih dekat menuju masyarakat bebas karbon,” kata Menlu Retno.
Baca juga:
Kronologi Pertemuan Komunitas LGBT Asean di Jakarta Dibatalkan
Kedua, kerja sama dalam menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan. Indonesia percaya bahwa Jepang juga menginginkan kawasan Indo-Pasifik yang damai, stabil, dan sejahtera.
“Kita menginginkan arsitektur kawasan yang inklusif, di mana semua negara bisa merasa aman. Baru setelah itu kita bisa fokus untuk menjadikan kawasan kita sebagai pusat pertumbuhan,” kata Retno.
Halaman selanjutnya
Peringatan 50 tahun hubungan ASEAN-Jepang tahun ini menjadi momentum untuk memperkuat kerja sama. Di bidang ekonomi, pertemuan tersebut menyambut baik ASEAN Japan Economic Co-Creation Vision untuk mendorong berbagai kolaborasi di bidang ekonomi digital, pembiayaan inovatif untuk infrastruktur, ekonomi hijau untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, dukungan bagi UMKM, dan memperkuat rantai pasok global.