
Presiden Macron Menyerukan Ketertiban Dipulihkan di Tengah Kerusuhan Besar Prancis
Senin, 3 Juli 2023 – 16:32 WIB
Paris – Presiden Prancis Emmanuel Macron telah mendesak pemerintah untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk memulihkan ketertiban di Prancis, yang telah dilanda kerusuhan kekerasan selama lima hari berturut-turut, yang dipicu oleh pembunuhan seorang remaja oleh polisi.
Baca juga:
Korban Kembar Kehebohan Rihana-Rihani Jadi Tersangka, Ini Dalih Polisi
Menurut laporan BFMTV, Minggu 2 Juli 2023, Macron mengadakan pertemuan di Istana Elysee yang dihadiri oleh Perdana Menteri Elisabeth Borne, Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin dan beberapa menteri lainnya untuk menyikapi situasi yang sedang berlangsung di negara tersebut.
Dalam pertemuan tersebut, dia meminta para menteri untuk “terus melakukan segala daya mereka untuk memulihkan ketertiban dan memastikan kembalinya ketenangan.” Dia juga menekankan pentingnya meluncurkan penyelidikan menyeluruh untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang situasi yang sedang berlangsung.
Baca juga:
Fakta Kerusuhan di Prancis Akibat Penembakan Remaja 17 Tahun oleh Polisi
Kerusuhan pecah di Prancis selama protes atas penembakan oleh polisi terhadap seorang remaja berusia 17 tahun.
Macron akan bertemu dengan Presiden Majelis Nasional Prancis Yael Braun-Pivet dan Presiden Senat Gerard Larcher pada Senin (3/6), dilanjutkan dengan pertemuan dengan 220 walikota yang terkena dampak protes di Istana Elysee pada Selasa (4/6). .
Baca juga:
Siapakah Nahel M, remaja yang menyebabkan Prancis berantakan?
Sementara itu, aparat penegak hukum mengerahkan kendaraan lapis baja di pusat kota Marseille untuk mengantisipasi kemungkinan protes baru. Sebuah unit polisi khusus juga bertugas di Lyon menyusul protes malam yang menegangkan di kota itu.
Rekaman yang beredar di media sosial menunjukkan kelompok aktivis sayap kanan berbaris melalui jalan-jalan Lyon, meneriakkan slogan-slogan seperti “Prancis milik Prancis.”
Halaman selanjutnya
Protes nasional atas pembunuhan Nahel M, seorang remaja berusia 17 tahun keturunan Aljazair, terus mengguncang Prancis. Hingga protes malam kelima, total 577 kendaraan dan 74 bangunan dibakar dan 871 kebakaran tercatat di jalan-jalan dan ruang publik lainnya, menurut data dari Kementerian Dalam Negeri Prancis.