
Presiden Palestina Dukung Kebijakan China tentang Muslim Uyghur
Sabtu, 17 Juni 2023 – 15:59 WIB
Beijing – Selama kunjungannya minggu ini ke China, Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyuarakan dukungan untuk kebijakan China di wilayah paling barat Xinjiang, di mana PBB menemukan pola penyiksaan dan perlakuan buruk terhadap sebagian besar Muslim Uighur yang tinggal di sana.
Baca juga:
Temui Bill Gates, Presiden Xi Jinping: Anda adalah Teman Amerika Pertama yang Datang ke China Tahun Ini
Pernyataan bersama yang dikeluarkan tak lama setelah Abbas bertemu dengan Presiden China Xi Jinping pada hari Rabu menyatakan bahwa “masalah mengenai Xinjiang sama sekali bukan masalah hak asasi manusia, tetapi anti-kekerasan, deradikalisasi, dan terorisme anti-separatisme.”
“Palestina dengan tegas menentang campur tangan dalam urusan dalam negeri China dengan dalih masalah yang berkaitan dengan Xinjiang,” bunyi pernyataan itu, yang dilaporkan oleh Radio Free Asia.
Baca juga:
Banyak Masjid di China Dibongkar, Negara Muslim Didesak Ambil Tindakan
Suku Uyghur di Xinjiang, China. (foto ilustrasi)
Pernyataan itu juga menyatakan dukungan Otoritas Palestina untuk China sehubungan dengan Taiwan dan Hong Kong, mengakui pemerintah Xi sebagai “satu-satunya pemerintah sah yang mewakili seluruh China.”
Baca juga:
China Siap Menjadi Mediator Palestina-Israel untuk Pembicaraan Damai
Abbas sedang dalam perjalanan empat hari untuk membahas peran potensial China dalam pembicaraan damai antara Israel dan Palestina, yang tinggal di wilayah yang diduduki oleh Israel, yang telah memberlakukan banyak pembatasan terhadap pergerakan dan aktivitas sebagian besar Muslim Palestina.
Meskipun Palestina akan memiliki alasan untuk mendukung Uighur, memihak China melayani kepentingan nasional Palestina, kata Erkin Ekrem, seorang profesor kebijakan luar negeri China di Universitas Hacettepe di Turki.
Halaman selanjutnya
Otoritas Palestina menjadi lebih bergantung pada China dan membutuhkan dana, teknologi, dan dukungan China di panggung internasional, katanya. “Masalah Uyghur tidak sejalan dengan kepentingan Palestina,” kata Ekren. “Oleh karena itu, perhatian utama di sini adalah kepentingan nasional Palestina.”