
Tingginya Harga Pangan Menyebabkan Ekonomi Zona Euro Mengalami Resesi Ringan
Jumat, 9 Juni 2023 – 17:23 WIB
Roma – Zona euro, yang terdiri dari 20 negara, memasuki resesi ringan pada awal 2023, menurut data yang dirilis oleh Kantor Statistik Uni Eropa (UE) Eurostat, Kamis 8 Juni 2023.
Eurostat mengatakan pertumbuhan ekonomi di negara-negara zona euro turun 0,1 persen di masing-masing dua kuartal terakhir, menunjukkan resesi teknis.
Pertumbuhan ekonomi ditekan oleh tingginya harga pangan dan energi, gangguan jaringan perdagangan, dan ketidakstabilan. Semua ini adalah akibat utama dari konflik yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina, menurut Eurostat.
Ekonomi zona euro mengalami kontraksi lebih drastis selama dua kuartal pertama tahun 2020, masing-masing sebesar 3,1 persen dan 11,5 persen, sebelum tumbuh 12,4 persen pada kuartal ketiga (Q3) tahun itu. Berbeda dengan sedikit keuntungan yang diprediksi para ekonom, kontraksi ekonomi zona euro pada Q1 2023 sebagian besar tidak terduga, menurut laporan media.
Meski kinerja ekonomi melambat di awal tahun 2023, Komisi Eropa tetap memproyeksikan ekonomi UE tumbuh sebesar 1,1 persen pada 2023 dan 1,6 persen pada 2024. Kedua angka tersebut masih sedikit lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya.
Perekonomian terbesar zona euro gagal menunjukkan dorongan yang cukup untuk pertumbuhan yang lebih baik. Jerman memasuki resesi pada Q1, setelah menyusut 0,5 persen pada kuartal terakhir 2022 dan 0,3 persen pada Q1 2023. Ekonomi Prancis tumbuh 0 persen pada Q4 2022, yang diikuti pertumbuhan 0,2 persen pada awal 2023.
Sementara itu, ekonomi Italia menyusut 0,1 persen pada akhir tahun 2022, sebelum pulih dan tumbuh 0,6 persen pada awal tahun 2023. Ini adalah tingkat pertumbuhan tercepat di antara ekonomi utama UE.
Konflik Ukraina menyebabkan melonjaknya harga energi, sehingga menciptakan efek domino pada harga pangan dan perdagangan.
Eurostat mengatakan bahwa dalam konteks itu, keseluruhan pengeluaran di zona euro turun 0,3 persen pada Q1 2023 setelah turun 1 persen pada Q4 2022. Impor dan keseluruhan aktivitas belanja publik juga turun di kedua kuartal tersebut.
Kinerja ekonomi zona euro kemungkinan akan menjadi topik utama pada pertemuan para pemimpin keuangan pada 15 Juni untuk membahas apakah Bank Sentral Eropa (ECB) harus menaikkan suku bunga. Suku bunga yang lebih tinggi membantu mengekang tekanan inflasi, tetapi dapat berdampak buruk pada pertumbuhan ekonomi.
Kroasia menjadi anggota ke-20 zona euro pada 1 Januari 2023, yang berarti data ekonominya termasuk dalam data ekonomi zona euro untuk Q1 2023, tetapi tidak untuk Q4 2022. (Ant/Antara)