
Yahudi, Segera Tinggalkan Rusia Sebelum Terlambat!
Selasa, 4 Juli 2023 – 15:11 WIB
Rusia – Mantan kepala rabi Moskow mendesak sesama orang Yahudi untuk segera meninggalkan Rusia. Rabbi Pinchas Goldschmidt memperingatkan bahwa negara telah berubah secara mendasar setelah invasi Ukraina.
Baca juga:
Ukraina Rencana Dihancurkan, NATO Pastikan Tak Kirim Jet Tempur F-16 Untuk Serangan Balik Rusia
Dalam sebuah pernyataan, Rabi Goldschmidt, yang melarikan diri dari negara itu pada Maret 2022, mencatat bahwa dia telah menghabiskan tiga dekade untuk mendukung orang Yahudi di Rusia.
Tetapi Goldschmidt, yang sekarang tinggal di Israel, mengatakan rekan seagamanya juga harus meninggalkan negara itu, setelah sebelumnya memperingatkan bahwa mereka berisiko menjadi kambing hitam atas kegagalan “operasi militer khusus” Rusia.
Baca juga:
Blak-blakan Jenderal Paling Senior NATO Tidak Berani Meremehkan Militer Rusia
Relawan menutupi monumen Putri Olga, Rasul Andrew, Saints Cyril dan Methodius dengan karung pasir untuk melindungi mereka dari kerusakan selama invasi Rusia ke Ukraina.
Foto : ANTARA/Reuters/Vladyslav Musiienko
“Rusia telah mengubah wajahnya,” katanya dalam pernyataan 1 Juli, seperti dilansir The Jerusalem Post. “Saya meminta komunitas Yahudi untuk meninggalkan negara itu, sebelum terlambat.”
Baca juga:
Moskow Ungkap 700.000 Anak dari Zona Konflik Ukraina Kini Berada di Rusia
Goldschmidt, yang mulai melayani Sinagoga Paduan Suara Moskow pada tahun 1993 dan sekarang memimpin Konferensi Kerabian Eropa, sebelumnya menyebut invasi Rusia ke Ukraina sebagai “bencana” bagi orang Yahudi di wilayah tersebut.
Berbicara kepada The Guardian tahun lalu, dia juga mencatat bahwa Rusia, seperti negara lain, memiliki sejarah elit yang mengobarkan anti-Semitisme untuk “mengarahkan kembali kemarahan dan ketidakpuasan massa.”
Halaman selanjutnya
Saran rabbi datang setelah Kementerian Kehakiman Rusia pada hari Jumat menyatakan dia sebagai “agen asing,” The Times of Israel melaporkan. “Goldschmidt menyebarkan informasi palsu tentang keputusan yang dibuat oleh otoritas publik Federasi Rusia dan kebijakan mereka,” kata laporan dari kantor berita resmi Rusia, mengutip Kementerian Kehakiman. “Dia menentang operasi militer khusus di Ukraina.”